PENGEMBANGAN LITERASI DIGITAL (REVIEW & RESPON JURNAL)


Setiap artikel, pasti ada yang namanya referensi yang mana referensi tersebut dijadikan sebuah rujukan. Nah rujukan tersebut dinamakan Jurnal. Mengutip dari maukuliah.id (https://blog.maukuliah.id/cara-mudah-membuat-jurnal-ilmiah-yang-benar-dan-baik/Fungsi utama dari diterbitkannya jurnal, di antaranya: Mempublikasikan hasil penelitian agar dapat dijadikan sebagai literatur untuk penelitian selanjutnya. Sebagai sarana untuk saling berkomunikasi antara orang-orang yang berkecimpung di dunia akademik. Nah disini saya akan mereview dan merespon sebuah jurnal yang berjudul : PEMBELAJARAN BAHASA ARAB : PROBLEMATIKA DAN SOLUSINYA yang ditulis oleh Aziz Fahrurrozi dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Berikut penjelasannya.

Jurnal tersebut memaparkan tentang Problem-Problem yang terjadi saat Pembelajaran Bahasa Arab. Selain itu, jurnal tersebut juga dilengkapi dengan Solusi-Solusi untuk mengatasi Problem tersebut. Menurut Pandangan saya sendiri sih, Jurnal ini sangat worth it banget sih untuk mahasiswa-mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Arab. Tidak Hanya untuk Mahasasiswa saja sih, bahkan lebih utamanya bagi Pendidik atau dalam hal ini bisa disebut Guru atau Dosen.

Di Jurnal tersebut, penulis memaparkan "Problem pembelajaran bahasa Arab yang paling serius untuk ditangani adalah keseriusan belajar siswa dan keseriusan guru dalam mengajar. Keseriusan belajar dan mengajar ini tidak bisa diawali oleh sikap terpaksa untuk mengikuti sebuah struktur kurikulum sehingga memasung kebebasan berkreasi untuk memperoleh pengetahuan dan menajamkan keterampilan. Belajar sejatinya memberdayakan aspek ϐisik dan psikis manusia agar menjadi pribadi unggul yang efektif."
Dari Kaca Mata saya sendiri, saya sangat setuju terkait hal ini. Karena, melihat realita yang pernah saya alami dulu waktu SMK, saya dapat menyimpulkan bahwa keseriusan belajar sangat mempengaruhi hasil dari pembelejaran, tidak hanya guru saja yang serius, akan tetapi keseriusan siswa lebih banyak prosentasenya dalam menentukan hasil belajar. Kebenyakan, teman-teman saya saat waktu SMK itu banyak yang terpaksa saat ada mata pelajaran Bahasa Arab.

Terkait Problem-Problem Pembelajaran Bahasa Arab, ada yang sifatnya Linguistik dan ada juga yang sifatnya Non-Linguistik. Sifat Linguistik seperti fonetik, morfologi, dan struktur, sedangkan problem non-linguistik, antara lain, motivasi  belajar, sarana belajar, metode pengajaran, waktu belajar, dan lingkungan pembelajaran.

Problem Linguistik (Kebahasaan) dapat diidentifikasi melalui :

1. Problem Ashwât ʻArabiyyah
Problem ashwât adalah persoalan terkait dengan sistem bunyi atau fonologi. 
2. Problem Kosakata (Mufradat)
Bahasa Arab adalah bahasa yang pola pembentukan katanya sangat beragam dan ϐleksibel, baik melalui cara derivasi (tashrîf isytiqâqî) maupun dengan cara inϐleksi (tashrîf iʻrâbî). Melalui dua cara pembentukan kata ini, bahasa Arab menjadi sangat kaya dengan kosakata (mufradât).
3. Problem Qowa'id dan I'rob
Tata bahasa Arab atau qawâʻid, yaitu terkait pembentukan kata (sharfiyyah) maupun susunan kalimat (nahwiyyah)
4. Problem Tarakib (Struktur Kalimat)
Masalah ini dapat diatasi dengan memberikan pola kalimat ismiyyah dan Fiʻliyah yang frekuensinya tinggi, dengan keragaman bentuk dan modelnya, lalu melatihkannya dengan pola pengembangan yang beragam.

Problem Non-Linguistik (Non-Kebahasaan) dapat diidentifikasi melalui :
1. Motivasi dan Minat Belajar
Motivasi dan minat belajar merupakan problem non-linguistik yang banyak dijumpai di kelas-kelas pembelajaran bahasa Arab, dan pencapaian hasil belajar sering kali dipengaruhi oleh motivasi dan minat belajar
2. Sarana Belajar
Sarana belajar dapat menjadi problem apabila tidak kondusif, seperti kondisi yang bising, panas, dan tidak nyaman.
3. Kompetensi Guru
Guru yang tidak kompeten akan menjadi problem dalam pembelajaran bahasa Arab. Kompetensi guru dinilai dari segi profesional, pedagogik, kepribadian, dan sosial.
4. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran yang digunakan (dipilih secara tepat sesuai tujuan, sesuai materi, sesuai sarana tersedia dan tingkat kemampuan pembelajar).
5. Waktu yang Tersedia
Waktu yang tersedia (cukup waktu untuk mendapat layanan, baik di kelas maupun di luar kelas).
6. Lingkungan Berbahasa 
Lingkungan berbahasa (yang dapat mendorong siswa berani berbicara tanpa ada rasa malu dan takut salah).

Kunci belajar bahasa asing adalah:

1. Pendekatan (Madkhal/Pendekatan): Suatu pendekatan terdiri dari sekumpulan asumsi yang berkaitan dengan hakikat bahasa dan hakikat belajar mengajar bahasa.

2. Metode (Thariqah/Metode): Metode adalah pendekatan dan rencana  pengajaran bahasa yang konsisten. Metode ini merupakan kelanjutan dari pendekatan tersebut, karena rencana  pengajaran bahasa harus didasarkan pada teori-teori tentang hakikat bahasa dan pembelajaran bahasa.

3. Teknik (Uslub Ijara'i/Teknik): Teknik tidak sebatas penyajian materi kebahasaan, tetapi juga mengacu pada pengulangan materi. Oleh karena itu,  teknik berada pada level implementasi dan  sering disebut sebagai prosedur, sedangkan pendekatan dan metode berada pada level desain. Saat belajar bahasa asing, ada baiknya Anda menguasai kosakata bahasa yang Anda pelajari agar pembelajaran bahasa asing tersebut lebih mudah. Saya juga setuju dengan pendapat penulis. Karena dalam mempelajari bahasa asing khususnya bahasa Arab, permasalahan-permasalahan di atas harus diperhatikan, dan solusi yang diberikan penulis akan sangat berkontribusi terhadap efektivitas proses belajar mengajar bahasa Arab.

sekian blog untuk hari ini, semoga bermanfaat😉
(Dpm)

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini